Selasa, 29 Desember 2015

PEMBINAAN KEGIATAN KARANG KITRI DI WILAYAH BPP KECAMATAN PARE

Oleh : ADMIN

Pemanfaatan lahan pekarangan merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kemandirian pangan dalam rumah tangga, diantaranya melalui kegiatan karang kitri. Dalam kegiatan ini setiap rumah tangga diharapkan mampu memelihara tanaman sayur, buah , dan toga untuk memenuhi kebutuhan gizi serta sebagai upaya lumbung pangan dan diversifikasi pangan keluarga. Dalam rangka kegiatan tersebut BPP Pare melaksanakan pendampingan dan pembinaan di lima wilayah Dasa Wisma Desa, yaitu Desa Tulungrejo, Desa Gedangsewu, Desa Tertek, Desa Darungan, dan Desa Sumberbendo.

Minggu, 13 Desember 2015

MENERAPKAN METODE PENYULUHAN PERTANIAN

     I.     PENDAHULUAN.
Metode penyuluhan pertanian yang efektif sebaiknya dipilih dan ditetapkan berdasarkan karakteristik sasaran, sumber daya yang dimiliki, materi, dan tujuan yang ingin dicapai. Dalam menerapkan metode penyuluhan pertanian terdapat kaidah-kaidah yang harus diikuti oleh penyuluh pertanian sehingga metode menjadi efektif.
Prinsip-prinsip yang menjadi landasan dalam memilih metode penyuluhan pertanian antara lain : Berfikir untuk pengembangan kreatif; Kegiatan penyuluhan bertempat dilokasi berlangsungnya kegiatan petani; Kegiatan penyuluhan lebih efisien jika diterapkan kepada beberapa warga masyarakat yang diakui oleh lingkungannya sebagai “panutan” yang baik; Menciptakan hubungan akrab dengan penerima manfaat; Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan perilaku, ketrampilan dan sikap bagi petani sebagai penerima manfaat.

II.   MENERAPKAN METODE PENYULUHAN PERTANIAN.
Beberapa jenis metode penyuluhan pertanian yang dapat diterapkan sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 52/Permentan/OT.140/12/2009 antara lain :
1.    Ceramah, yaitu penyampaian informasi secara lisan kepada pelaku utama, pelaku usaha dan/atau tokoh masyarakat dalam suatu pertemuan.
2.    Diskusi, yaitu pertemuan dengan jumlah peserta ± 20 orang dan biasanya dilaksanakan untuk bertukar pendapat mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan, atau mengumpulkan saran-saran untuk memecahkan permasalahan.

Sabtu, 28 November 2015

PELATIHAN TENTANG SUMBER PANGAN ALTERNATIF DI WILAYAH BPP KECAMATAN PARE



BKP3 Kabupaten Kediri telah melaksanakan kegiatan Pelatihan Sumber Pangan Altenatif kepada anggota Kelompok Wanita Tani dan Pokja III TP-PKK Desa se Kecamatan Pare. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 2 hari pada hari Senin dan Selasa tanggal 23 dan 24 November 2015 bertempat di ruang pertemuan BPP Kecamatan Pare. Pada kegiatan tersebut hadir Kepala Bidang Konsumsi, Mutu dan Ketersediaan Pangan BKP3 Kabupaten Kediri ( Bpk. Ir. Didik Supriantoro, MM.) dan Camat Pare ( Ibu Hj. Anik Wuryani, S.Sos, M.Si.).
Hari pertama disajikan dua materi yaitu Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat Melalui Sumber Pangan Dalam Penerapan Menu Sehari-hari disampaikan oleh DR. Suparno, MMA.MH. (KJF BKP3 Kab. Kediri). Sedangkan materi kedua yaitu Aneka Ragam Bahan Pangan Lokal dan Pemanfaatannya disampaikan oleh Tim Penyuluh BPP Pare.

Jumat, 13 November 2015

TEMU LAPANG AGRIBISNIS TIMUN (HORTIKULTURA) DI POKTAN "SIDO MAKMUR" DESA TERTEK, KECAMATAN PARE, KABUPATEN KEDIRI



Dalam rangka meningkatkan kapasitas  BPP, maka BPP Kecamatan Pare Kabupaten Kediri telah melaksanakan demplot agribisnis hortikultura dengan komuditas timun. Kegiatan tersebut ditindak-lanjuti dengan kegiatan temu lapang yang diselenggarakan bekerjasama dengan PT Agricon. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 4 November 2015 di lahan Bapak Sugiono selaku petani demonstrator. Hadir dalam kegiatan ini antara lain para petani sekitar, Penyuluh Pertanian, Penyuluh Pertanian Swasta dan Babinsa yang secara keseluruhan dapat memanfaatkan media demplot dan temu lapang.

Selasa, 27 Oktober 2015

PEMBUATAN DAN PENGKAYAAN BOKASHI



I.  PEMBUATAN BOKASHI

Bahan yang diperlukan :
1.         Air                                    : disesuaikan dengan kelembaban bahan baku
2.         Tetes                                : 1L
3.         Dekomposer                    : 1-2 L
4.         Urine (ternak)                  : 2-4 L (kalau ada)
5.         Kotoran ternak                : 1 ton (lebih baik jika terdiri dari kotoran sapi 60 %, kambing 20 % dan ayam 20 %)
6.         Arang sekam/batok        : 50-100 kg
7.         Sekam/limbah gergaji    : 50 kg
8.         Kapur Dolomit                : 10-15 kg
9.         Dedak                              : 10-15 kg


Selasa, 13 Oktober 2015

WISATA PETIK STRAWBERRY LERENG KELUD


Bertempat di lereng Gunung Kelud, tepatnya di Desa Sugihwaras Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri area wisata ini terus dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Kediri. Petugas Lingkup Pertanian Kecamatan Pare mengunjungi area wisata ini pada hari Kamis, 8 Oktober 2015. Dengan di pandu dan didampingi oleh salah seorang PPL dari BPP Kecamatan Ngancar, melihat-lihat secara langsung pengembangan kebun bibit dan buah strawberry dilahan Bapak Sarianto yang juga memiliki usaha pembuatan jamu instan.

Kamis, 24 September 2015

RESEP : ONDE-ONDE UBI JALAR


1. Bahan
    Kulit
  • 2 kg pasta ubi jalar (umbi kukus yang dihaluskan)
  • 250 g tepung tapioka                                                                    
  • 500 g tepung ketan                                                          
  • 200 g gula pasir                                                                      
  • 500 g wijen                                                                        
  • 300 ml air hangat                                                               
     Isi
  • 500 g kacang hijau (kupas kulit)
  • 350 g gula pasir
  • 1/2 sdt garam
2. Cara Pengolahan
    Isi
  1. Rendam kacang hijau kupas selama 60 menit
  2. Kukus hingga matang dan haluskan
  3. Tambahkan gula pasir dan garam, aduk rata
  4. Bentuk adonan menjadi bola-bola kecil
    Kulit
  1. Masukkan semua bahan
  2. Tambahkan air secukupnya, uleni hingga adonan kalis
Onde-Onde
  1. Ambil adonan kulit, pipihkan dan isi dengan bola-bola kacang hijau, bentuk menjadi bulatan. Ukuran bulatan sesuai selera.
  2. Lumuri dengan wijen, goreng dengan api kecil dan sesekali dibalik agar matangnya rata.
  3. Kalau sudah mengapung diatas minyak, angkat dan tiriskan. Onde-onde siap disajikan.

Penulis : Sri Hadiawati
Editor gambar : Lilik Puspitarini
Resep telah dicoba oleh Bundanya Christianti

(Sumber : Produk Olahan Aneka Umbi, Balitkabi, Malang)

Kamis, 10 September 2015

TEMU TEKNIS PENYULUHAN PERTANIAN DI BPP KECAMATAN PARE


BPP Kecamatan Pare telah mengadakan kegiatan Temu Teknis Penyuluhan Pertanian pada hari Selasa tanggal 8 September 2015. Kegiatan tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan kapasitas BPP dalam meningkatkan fungsi dan peran terhadap kegiatan penyuluhan kepada petani. Seperti yang disampaikan oleh Koordinator BPP Pare (Setiono, SP.) bahwa tugas pokok dan fungsi BPP berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) tahun 2014 adalah sebagai berikut :

Minggu, 30 Agustus 2015

PEMBINAAN KELOMPOK TANI DI WILAYAH BPP KECAMATAN PARE


Dalam rangka mendukung program Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai (UPSUS PAJALE), BPP Kecamatan Pare bersama Camat Pare, Mantri Tani dan Babinsa serta Pendamping dari perguruan tinggi untuk melaksanakan sosialisasi, pendampingan, dan pembinaan kepada petani di wilayah kelompok tani. Selama akhir bulan Juli hingga bulan Agustus tahun 2015 ini kegiatan pembinaan  yang telah dilakukan diantaranya adalah :

Minggu, 09 Agustus 2015

TEMU KOORDINASI DAN HALAL BIL HALAL DI BPP KECAMATAN PARE


BPP Kecamatan Pare bersama KTNA telah menyelenggarakan temu koordinasi dan halal bil halal di area BPP Kecamatan Pare Jalan Gatot Subroto No. 7 Pelem pada hari Selasa, tanggal 4 Agustus 2015. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Pejabat BKP3 Kab. Kediri antara lain Sekretaris Badan, Kabid Pengembangan Kelembagaan dan KJF BKP3 Kabupaten Kediri. Hadir juga Camat Pare dan Danramil 0809/11 beserta Babinsa Kecamatan Pare dan seluruh PPL serta Petugas Lingkup Pertanian Kecamatan Pare.


Sabtu, 11 Juli 2015

EDISI RAMADHAN BERSAMA KWT DAN GAPOKTAN

Pada bulan Juni 2015 bertepatan dengan bulan ramadhan 1436 H, BPP Pare Kabupaten Kediri dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan tetap mengedepankan kepentingan tugas dinas disamping melaksanakan kegiatan pribadi untuk menjalankan ibadah puasa.
Mulai tanggal 23 Juni s/d 25 Juni 2015 secara berturut-turut telah melaksanakan pembinaan kepada Kelompok Wanita Tani ( KWT ) tentang pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan.

Kamis, 02 Juli 2015

GPPTT TANAMAN JAGUNG TAHUN 2015 DI WILAYAH BPP KECAMATAN PARE


BPP Kecamatan Pare dalam tahun 2015 membina kelompok tani pelaksana Program Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) Jagung di Kelompok Tani "Suka Usaha" Desa Sambirejo; Kelompok Tani "Tani Rukun" Desa Bendo; dan Kelompok Tani "Karya Bakti Desa Tulungrejo. Kegiatan tersebut telah dilakukan CPCL dan sosialisasi di masing-masing desa yang dilaksanakan pada tanggal 3, 12, dan 18 Maret tahun 2015.

Jumat, 26 Juni 2015

KWT SINAR GEMILANG MENGIKUTI PELATIHAN PEMBUATAN MINUMAN SAYURAN SEHAT BERSAMA CAP PANAH MERAH

Pada hari Jum'at, tanggal 26 Juni 2015 bertempat di lokasi KRPL yang beralamat di Jl. Wilis 
RT 01 RW 09 Dusun Jombangan Desa Tertek, ibu-ibu anggota KWT  Sinar Gemilang 
mengikuti kegiatan pelatihan pembuatan minuman sayuran sehat bersama Panah Merah

Rabu, 24 Juni 2015

PRINSIP MEMILIH METODE PENYULUHAN PERTANIAN

I.     PENDAHULUAN.
Metode penyuluhan pertanian merupakan salah satu komponen-komponen dalam sistem penyuluhan pertanian yang sangat berpengaruh dalam efektivitas penyuluhan pertanian. Metode yang efektif harus dipilih dan ditetapkan berdasarkan karakteristik sasaran, sumber daya yang dimiliki, materi, dan tujuan yang ingin dicapai. Dalam menerapkan metode penyuluhan pertanian terdapat kaidah-kaidah yang harus diikuti oleh penyuluh pertanian sehingga suatu metode menjadi efektif untuk diterapkan.
Pengertian Metode Penyuluhan Pertanian adalah cara penyampaian materi  (isi pesan) penyuluhan pertanian oleh Penyuluh Pertanian  kepada kelompoktani, petani  beserta  anggota keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi baru.

(Foto by Setiono)

Jumat, 22 Mei 2015

TRAINING OF FARMERS

By : Sri Hadiawati, SP.


BPP Kecamatan Pare bekerjasama dengan PT EWSI (Cap Panah Merah) yang didukung oleh Petugas PT BASF telah menyelenggarakan kegiatan Training of Farmers bagi Petani Hortikultura pada tanggal 21 Mei 2015. Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan petani hortikultura sayuran dataran rendah di wilayah BPP Kecamatan Pare sebagai tindak lanjut dari TOF sebelumnya tentang pengenalan bermacam-macam jenis pestisida.


Koordinator Penyuluh BPP Kecamatan Pare (Setiono, SP.) menyampaikan bahwa salah satu peran dan fungsi BPP adalah memfasilitasi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan pengembangan sikap positif petani/kelompok tani. Berdasarkan identifikasi masalah, bahwasannya pengetahuan dan keterampilan sebagian besar petani khususnya petani hortikultura di wilayah BPP Kecamatan Pare masih kurang dalam melakukan aplikasi pestisida secara tepat , efektif dan efisien maka TOF kali ini, petani dilatih tentang teknik kalibrasi alat semprot. Kalibrasi sangat penting dilakukan sebelum penyemprotan untuk menghitung atau memperkirakan volume air (larutan) yang dibutuhkan untuk menyemprot dengan menggunakan alat semprot (sprayer) dalam luasan tertentu. Dengan melakukan kalibrasi terlebih dahulu diharapkan penggunaan pestisida bisa lebih efektif dan efisien sesuai rekomendasi teknis dan pencemaran terhadap lingkungan juga bisa dihindari.


Untuk menghasilkan penyemprotan yang baik, diperlukan peralatan semprot (sprayer) yang baik serta tenaga penyemprot yang terlatih dan terampil. Tenaga penyemprot yang kurang terampil dapat menyebabkan hasil penyemprotan yang kurang baik. Oleh karena itu, pada kegiatan ini petani dilatih dan melakukan praktek langsung di area BPP Kecamatan Pare. Setelah mengikuti pelatihan ini, pengetahuan dan keterampilan petani dalam melakukan aplikasi (penyemprotan) pestisida diharapkan menjadi lebih meningkat sehingga petani juga mampu menggunakan pestisida secara bijaksana sesuai rekomendasi teknis. 

Rabu, 29 April 2015

MEMILIH MATERI PENYULUHAN PERTANIAN

I.      Pendahuluan.
Efektivitas penyuluhan pertanian ditentukan oleh komponen-komponen dalam sistem penyuluhan pertanian, di antaranya yaitu materi penyuluhan pertanian. Materi yang efektif harus dipilih dan ditetapkan berdasarkan kebutuhan sasaran. Materi penyuluhan pertanian yang akan disampaikan PPL kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian diharapkan dapat memberikan dampak positif kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sehingga dalam memilih materi penyuluhan haruslah benar-benar sesuai dengan kebutuhan sasaran yaitu pelaku utama dan pelaku usaha pertanian. Materi disusun dari berbagai sumber yang relevan dan dapat dipertanggung-jawabkan yang selanjutnya disajikan dalam format yang sistematis dan jelas. Dalam hal ini penyusunan materi penyuluhan pertanian terdapat kaidah-kaidah yang harus diikuti oleh Penyuluh Pertanian.

Kamis, 26 Maret 2015

KWT SINAR GEMILANG DESA TERTEK MENDUKUNG KEGIATAN BANK SAMPAH TERTEK GEMILANG MENYELENGGARAKAN PELATIHAN PEMBUATAN KOMPOS

TEMA :  “KETAHANAN PANGAN KELUARGA BERBASIS SAMPAH RUMAH TANGGA“
 

Pelatihan pembuatan kompos yang diselenggarakan di Balai Desa Tertek, pada hari Selasa tanggal 24 Maret 2015  diikuti oleh anggota Kelompok Wanita Tani Sinar Gemilang yang tergabung dalam kegiatan Bank Sampah Desa Tertek.

Kegiatan pelatihan tersebut mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Desa Tertek, BPP Pare, serta Ibu Camat Pare dengan narasumber yang berasal dari praktisi lingkungan hidup Bapak Sudjiman dari Mojoroto Kediri. 

Dengan slogan “Sampah bukan masalah, sampah menjadi berkah, sampah dipilah, sampah menjadi rupiah” disampaikan oleh narasumber dengan penuh semangat dan antusias. Kedepan akan lebih meningkatkan koordinasi dan kerjasama dalam melaksanaan pengelolaan sampah sesuai slogan dengan mempererat jaringan antara Kelompok Wanita Tani, Bank Sampah, TP-PKK Desa, Sekolah dan RT RW sehingga pengelolaan sampah lebih maksimal.

Dengan kompak dan penuh semangat ibu-ibu menyuarakan yell yell.......


Jumat, 27 Februari 2015

MENANAMAN DAN MEMELIHARA TANAMAN SIRSAT SAMPAI UMUR 2 BULAN


I.   Pendahuluan
Sedikit berbagi pengalaman mungkin bisa bermanfaat bagi teman-teman yang sedang menanam sirsat, atau teman-teman yang kebetulan sedang membina petani sirsat atau pendampingan penanaman kegiatan one billion three ( OBIT ).
Sirsat ( Annona muricata L ) dapat tumbuh baik di sembarang tempat sampai dengan ketinggian 1000 meter dpl. Pada tanaman yang baik, sirsat dapat berproduksi umur 1 tahun dan pada umur ± 4 tahun dapat menghasilkan buah sekitar 30 – 40 butir / tahun, produksi buah akan terus bertambah dengan bertambahnya umur tanaman ( Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Sumatra Barat, Ir. Sudjijo )

II.    Teknis Penanaman
1.     Persiapan bibit tanaman.
Bibit perlu dipersiapkan dulu dari hasil pendederan di kebun bibit setelah mencapai ketinggian ± 30 – 40 cm.
2.     Pembuatan lubang tanam.
a.       Buat lubang tanam dengan ukuran panjang 50 x 50 x 50 cm.
b.      Lubang tanam di kering-anginkan ± 7 – 10 hari.
c.       Mempersiapkan bokasih atau pupuk organik ± 5 – 10 kg untuk dicampurkan dengan tanah bekas galian.
d.      Setelah 7 - 10 hari tanah bekas galian yang sudah dicampur bokasih dimasukkan kembali kedalam lubang tanam, sehingga permukaan lubang tanam lebih tinggi dari dasar lahan (mungkruk).
3.     Penanaman bibit.
a.       Penanaman bibit sebaiknya pada pagi atau sore hari.
b.      Sebaiknya polybag tempat bibit disobek dan tidak ikut tertanam.
c.       Bibit ditanam di tengah lubang tanam, kemudian tanah dekat pangkal batang sedikit dipadatkan dengan tangan dan disiram.
d.      Tanaman diberi ajir dan di tali seperti angka 8.
e.      Kemudian diberi pagar pengaman agar tidak dirusak anak kecil atau ternak.
4.     Pemeliharaan.
a.       Setelah 1 bulan tanaman dipupuk dengan NPK sebanyak 10 gram (± 1 sdm) per-batang, dengan cara dibenamkan disekeliling batang dengan jarak 20 cm dari pangkal batang, kemudian disiram dengan air.
b.      Bila tumbuh tunas air harus segera dipangkas agar tidak bersaing dengan batang pokok. Yang dimaksud tunas air adalah tunas yang tumbuh pada batang yang pertumbuhannya mengarah lurus keatas biasanya orang menyebutkan dengan istilah “pang balik” atau “soglengan”.
Tunas air ini perlu betul-betul dilakukan pemangkasan agar tidak mengalahkan batang pokok. Jika tunas air ini dibiarkan tumbuh biasanya bisa mengalahkan pertumbuhan batang pokok.
Pemangkasan dilakukan dengan memakai gunting pangkas atau pisau yang tajam, agar tidak merusak kulit batang yang memicu timbulnya penyakit. Apabila tunas air masih kecil bisa di “wiwil” dengan tangan saja.

III.    Penutup.
Menurut Ir Sudjijo, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Sumatra Barat, menyebutkan bahwa, dari keseluruhan berat buah sirsak sekitar 67% yang dapat dimakan, 20% kulit, 8.5% biji dan selebihnya bagian poros tengah. Setiap 100 gram bagian buah yang dapat dimakan mengandung 0.07 mg vitamin B, 20 mg vitamin C, sedikit kalsium dan fosfor. Sifat yang paling disenangi dari buah ini adalah aroma yang menggiurkan, warna daging buah putih dan stabil walaupun dilakukan pengolahan.
Selain itu buah sirsak dipercaya banyak orang mengandung zat yang dapat mengurangi kadar asam urat bagi penderitanya. Selain kontribusinya sebagai sumber mineral dan vitamin yang dapat dikonsumsi segar, buah sirsak juga dapat diolah menjadi minuman atau pangan olahan lainnya.

Sumber :
Petunjuk Teknis Budidaya Sirsat. Ir. Sudjijo, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2008. ( ISBN 978-979-1465-09-0 )

Rabu, 11 Februari 2015

Pelatihan Petani Hortikultura (Training of Famers)

BPP Pare bekerjasama dengan Petugas PT East West Seed Indonesia (EWINDO) Cap Panah Merah, mengadakan kegiatan training of famers (TOF) atau pelatihan kepada petani yang dikususkan kepada petani hortikultura sayuran.
Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan hasil koordinasi teknis yang memang mempunyai kegiatan sejalan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani dalam penerapan inovasi teknologi tanaman hortikultura sayuran dataran rendah, sehingga sepakat untuk bekerjasama mengadakan kegiatan ToF di BPP Pare.
Kegiatan dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada hari Selasa dan Rabu tanggal 10 dan 11 Pebruari 2015 yang setiap hari dilaksanakan pada jam 09.00 s/d jam 14.00.
Pada hari ke-1 menyajikan materi tentang hama penyakit tanaman, PHT sayuran dan teknik aplikasi pestisida sesuai mode of action (MoA). Selanjutnya pada hari ke- 2 menyajikan materi tentang seputar nutrisi tanaman antara lain metode perhitungan pemupukan, pH tanah dll.
Cara kerja atau Mode of Action adalah kemampuan pestisida dalam mematikan hama atau penyakit sasaran menurut cara masuknya bahan beracun kedalam jasad hama atau penyakit sasaran.
Peserta ToF dipilih dari petani yang pernah dan sedang menanam hortikultura sayuran, sehingga materi yang disampaikan betul-2 bermanfaat dan langsung bisa diterapkan dilapangan oleh petani.
Metode yang digunakan dalam kegiatan ToF adalah ceramah, diskusi, curah pendapat dan praktek lapangan dengan mengukur tingkat keasaman (pH) tanah. Disamping itu peserta juga diajak untuk refreshing dengan dinamika kelompok.


Selama mengikuti training of famers (ToF) petani sangat antusias dan responsif terbukti aktifitas yang dinamis dengan memberikan feedback dalam diskusi.
Sebagai tindak lanjut dilapangan akan dilakukan pembinaan dan pendampingan kepada petani dalam agribisnis hortikultura/ tim.

Picture by : Setiono dkk.

Sabtu, 31 Januari 2015

Temu Lapang Tanam Padi Jajar Legowo dan Pengendalian Penyakit Blast Pada Tanaman Padi


Temu Lapang (Farm Field Day) merupakan salah satu metode penyuluhan pertanian dengan mempertemukan antara Petani, Pakar dan Penyuluh/Petugas Pertanian untuk saling berdiskusi tentang suatu inovasi teknologi.
Pada kegiatan temu lapang mengambil materi inovasi tentang sistem tanam padi jajar legowo dengan berbagai variasi, dan pengendalian penyakit blast/potong leher pada tanaman padi.
Temu lapang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 28 Januari 2015, yang sebelumnya telah diawali dengan kegiatan petak percontohan (demplot) tentang tanam padi jajar legowo yang dipersiapkan sejak bulan Oktober 2014. Pada demplot, di pergunakan benih padi varietas IR-64 kualitas SS; Bibit padi ditanam pada umur 16 s/d 19 hari.
Sistem jajar legowo dg variasi ( 2 : 1 ), ( 2/3 : 1 ), ( 3 : 1 ), ( 5 : 1 ) dan ( 2 blak : 1 ), serta dengan jarak tanam dalam barisan adalah 20 Cm.
Pupuk yang digunakan untuk 1 Ha, adalah :
 Umur 5 hst   : Urea 100 kg, SP-36 150 kg, Petroganik 400 kg
 Umur 18 hst : Urea 150 kg dan Aplikasi POC 1 liter.
 Umur 33 hst : Phonska 150 kg dan Petroganik 200 kg.
 Umur 60 hst : POC 1 liter.
Sedangkan pestisida yang digunakan adalah :
 Fungisida  : Seltima, pada variasi legowo ( 2 : 1 ), ( 2/3 : 1 ) umur 38, 63, 70 hst.
 Insektisida : umur 59 hst untuk pengendalian hama walang sangit.

Hasil pengamatan anakan produktif (rata-rata) pada umur 88 hst adalah sebagai berikut :
-    Variasi legowo ( 2 : 1 )    = 22,4 batang,
-    Variasi legowo ( 2/3 : 1 ) = 20,6 batang,
-    Variasi legowo ( 3 : 1 )    = 19,8 batang,
-    Variasi legowo ( 5 : 1 )    = 19,6 batang,
-    Variasi legowo (2 blak :1 = 18,0 batang.

Selain demplot tentang jajar legowo, juga dilaksanakan demplot penggunaan Fungisida Seltima untuk pengendalian penyakit blast pada daun padi dan potong leher pada tangkai malai padi yang disebabkan oleh serangan cendawan Pyricularia oryzae.
Pada pengamatan sejak awal terlihat bahwa dengan pemakaian “Seltima”, serangan cendawan Pyricularia oryzae dapat dikendalikan dengan baik bila dibandingkan dengan tanaman yang tidak menggunakan fungisida.

Demikian inovasi yang diterapkan pada demplot yang selanjutnya ditindak-lanjuti dengan kegiatan temu lapang bersama petani, Penyuluh Pertanian dan PT BASF Indonesia. Hadir dalam kegiatan temu lapang tersebut antara lain Kepala Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan BKP3 Kabupaten Kediri (Susanto, SP), Camat Pare ( Anik Wuryani, S.Sos, Msi.), Dan Ramil 0809 Pare, Kapolsek Pare, Koordinator BPP dan PPL se-Koorwil Pare serta beberapa petani dari kelompok tani se- Kecamatan Pare, Kec. Kandangan, Kec. Purwoasri, Kec. Badas, Kec. Plemahan, Kec. Papar Kabupaten Kediri ditambah dengan Kelompok Tani dari Kabupaten Jombang, Gresik dan Lamongan dengan jumlah hadir sebanyak 300 Orang.



Dalam kegiatan temu lapang, peserta yang hadir secara berkelompok sekitar 20 – 30 orang untuk diajak melihat tanaman di lahan untuk membuktikan bersama-sama tentang inovasi yang diperagakan, kemudian diajak berdiskusi didalam ruang pertemuan BPP tentang hasil pengamatan di lapangan. Setelah berdiskusi diruangan selanjutnya peserta berkumpul di tenda temu lapang untuk mendengarkan sambutan pengarahan dari Kepala BKP3 Kab Kediri, Camat Pare, Koordinator BPP Pare, Pimpinan PT BASF.




Kepala BKP3 Kab.Kediri diwakili oleh Kepala Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan (Susanto, SP.) menyampaikan bahwa menyambut baik adanya kerjasama untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan di BPP berupa kegiatan temu lapang untuk lebih meningkatkan respons petani terhadap penerapan inovasi teknologi. Prinsipnya dalam kegiatan penyuluhan adalah mengajak petani agar tahu ada informasi inovasi, kemudian petani mau menerapkan inovasi teknologi dan petani betul-2 mampu dan bisa menerapkan inovasi teknologi dengan benar.
Selanjutnya Camat Pare ( Anik Wuryani, S.Sos, M.Si.) dalam menyampaikan bahwa menyambut baik ada kegiatan temu lapang ini, sehingga bisa lebih meriah dan informasi teknologi lebih mudah diterima petani.
Sedangkan dari Pimpinan PT. BASF memberikan suatu sambutan dan menampilkan peragaan tentang “savety use pesticide” atau Cara Aplikasi Pestisida yang Aman, yaitu dimulai dengan petani memakai pengaman antara lain kaos lengan panjang, celemek, masker, sarung tangan agar terhindar kontak langsung dengan pestisida.

Sedangkan Koordinator BPP Pare menyampaikan tentang teknis tanam padi jajar legowo dengan variasi jarak tanam dan memberikan penekanan pada pemakaian pupuk organik. Selain itu juga disampaikan pula bahwa semakin berkembangnya inovasi teknologi, kedepan BPP Pare berupaya untuk :
1). Meningkatkan peran dan fungsi BPP sebagai tempat koordinasi bagi para Penyuluh/Petugas dinas lingkup pertanian, Penyuluh Swasta, Penyuluh Swadaya, Pelaku Usaha dan berbagai fihak yang terkait dalam rangka melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada petani/kelompok tani ( pada saat ini dari Koramil Pare juga sudah menjemput bola memulai menjalin koordinasi, demikan juga dari Polsek Pare).
2). Memfasilitasi lahan demplot dan uji coba teknologi pertanian.
3). Memfasilitasi tempat berlatih akses internet dengan kegiatan Cyber Extension bagi petani dan petugas pertanian.
4). Melengkapi sarana kios sebagai etalase untuk menampilkan pangan olahan produk petani, kelompoktani maupun KWT sebagai oleh-oleh buah tangan bagi pengunjung atau warga luar kota yang sedang lewat, mengingat BPP Pare berada pada jalur strategis.
5).  Meningkatkan jumlah bahan pustaka sebagai literatur bagi petani, petugas, pelajar dan mahasiswa serta fihak lain yang membutuhkan.
6).  Dan lain-2 kegiatan ( misalnya lahan pendederan bibit durian, sirsat dan lain-lain dari program daerah ).



Sehingga dengan demikian BPP Pare bisa di optimalkan peran dan fungsinya dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian.  Semua itu dapat terwujud berkat kerjasama dan dukungan dari berbagai fihak khususnya Petugas Dinas terkait serta dukungan semua poktan/KWT/gapoktan yang ada di Kecamatan Pare.
Sebelum diakhiri dengan memanjatkan doa bersama pada pukul 14.00 WIB, dari PT BASF memberikan door price dan kenang-kenangan kepada peserta temu lapang yang beruntung. / tio